Juara Piala Dunia Fifa 2018 Adalah
Info World Cup FIFA 2022
Piala Dunia FIFA 2022 akan menjadi kejohanan ke-22, sebuah kejohanan bola sepak antarabangsa lelaki yang dipertandingkan oleh pasukan kebangsaan daripada ahli persatuan FIFA. Ia akan diadakan di Qatar pada 2022.
Ini akan menjadi Piala Dunia pertama yang akan diadakan di Dunia Arab dan yang pertama di negara majoriti Muslim.
Kejohonan kali ini akan menjadi kejohanan kedua yang diadakan sepenuhnya di Asia selepas kejohanan 2002 di Korea Selatan dan Jepun.
Di samping itu, kejohanan ini akan menjadi yang terakhir untuk melibatkan 32 pasukan, dengan peningkatan kepada 48 pasukan yang dijadualkan pada kejohanan 2026.
Baca selanjutnya: Piala Dunia 2022 Qatar: Pasukan, Jadual & Keputusan Perlawanan
Final Piala Dunia FIFA 2018 adalah pertandingan sepak bola yang menentukan pemenang Piala Dunia FIFA 2018. Pertandingan ini menjadi final yang ke-21 dari Piala Dunia FIFA, turnamen empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional asosiasi anggota FIFA. Pertandingan ini diselenggarakan di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, pada 15 Juli 2018 dan diikuti oleh tim pemenang pada babak semifinal.[2]
Pertandingan final ini digelar di Stadion Luzhniki yang terletak di Distrik Khamovniki dalam wilayah Okrug Administratif Sentral, Moskwa. Stadion ini diumumkan sebagai tempat pertandingan final pada tanggal 14 Desember 2012, berdasarkan hasil pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, Jepang.[3] Stadion ini juga menggelar enam pertandingan lain, termasuk pertandingan pembuka pada 14 Juni dan pertandingan babak semifinal kedua pada 11 Juli.
Stadion Luzhniki yang sebelumnya bernama Gelanggang Utama Stadion Sentral Lenin hingga 1992, awalnya dibuka pada tahun 1956 sebagai bagian dari Kompleks Olimpiade Luzhniki.[4] Stadion ini difungsikan sebagai stadion nasional negara tersebut, digunakan dalam banyak pertandingan oleh tim nasional Rusia dan tim nasional Uni Soviet dahulu. Pada masa lalu, stadion ini pernah dipakai sebagai stadion kandang dalam berbagai waktu oleh klub CSKA Moskwa, Torpedo Moskwa, dan Spartak Moskwa. Namun, kini tidak ada klub yang bermarkas di stadion ini.[5][6]
Stadion ini pernah menjadi tuan rumah beberapa ajang olahraga internasional. Salah satunya adalah Olimpiade Musim Panas 1980, stadion ini digunakan sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan, atletik, sepak bola (empat pertandingan, termasuk perebutan medali emas), dan berkuda.[7] Stadion ini menjadi tempat perhelatan Final Piala UEFA 1999 dan juga Final Liga Champions UEFA 2008.[8] Ajang lain yang pernah digelar antara lain: Spartakiad, pertandingan final Kejuaraan Dunia Hoki Es 1957, Universiade Musim Panas 1973, Pesta Olahraga Persahabatan pada 1984, Goodwill Games 1986, dan Kejuaraan Dunia Remaja 1998. Pada 2013, Piala Dunia Rugbi Tujuh dan Kejuaraan Dunia Atletik diselenggarakan di stadion ini. Stadion ini pernah menjadi tempat konser berbagai artis seperti: Michael Jackson, The Rolling Stones, Madonna, Metallica, Kino, U2, dan Red Hot Chili Peppers.[9][10] Festival Musik Moskwa juga berlangsung di stadion ini pada Agustus 1989.
Stadion Luzhniki merupakan stadion Kategori Empat UEFA dan stadion terbesar dalam ajang Piala Dunia 2018 sekaligus di Rusia, dengan kapasitas maksimum mencapai 81.006 orang. Kapasitasnya tersebut menjadikannya stadion terbesar di kawasan Eropa Timur dan terbesar kedelapan di seluruh Eropa. Sebagai bagian dari penawaran Piala Dunia Rusia, stadion ini kemudian dibangun kembali dan diperbesar yang pengerjaannya dimulai pada Agustus 2013. Penutup otomatis beserta bagian depan stadion tetap dipertahankan karena nilai arsitekturnya yang bersejarah.[11] Proyek rekonstruksi stadion ini rampung pada 2017 dan menelan biaya hingga €350 juta.
Setelah Uruguay dan Brasil tereliminasi di perempat final, perwakilan Eropa dipastikan memenangkan Piala Dunia untuk keempat kalinya secara beruntun. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final Piala Dunia kesembilan yang hanya diikuti tim-tim dari Eropa, yang terakhir kali terjadi pada Piala Dunia 2006 dan 2010.[12][13]
Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia ketiga bagi Prancis. Prancis pertama kali tampil di babak final pada pertandingan final Piala Dunia 1998 sebagai tuan rumah, dengan kemenangan 3–0 atas juara bertahan Brasil. Prancis juga mencapai babak final Piala Dunia 2006, di mana Prancis kalah dari Italia dalam adu penalti setelah imbang 1–1.[14] Hanya Jerman (delapan kali) dan Italia (enam kali) yang telah mencapai final Piala Dunia lebih banyak dari tim-tim Eropa lainnya.[15] Didier Deschamps menjadi orang keempat yang mencapai babak final Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, setelah Franz Beckenbauer, Rudi Völler, dan Mário Zagallo.[16]
Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia pertama bagi Kroasia dalam penampilan kelima di Piala Dunia. Kroasia merupakan tim perwakilan Eropa ke-10 dan tim nasional ke-13 yang mencapai final Piala Dunia, dan finalis baru pertama setelah Spanyol pada Piala Dunia 2010.[17][18] Dengan populasi sebanyak 4,17 juta jiwa, Kroasia merupakan negara terkecil kedua (berdasarkan populasi penduduk) yang bermain di final Piala Dunia, setelah Uruguay (juara dunia 1930 dan 1950).[19] Penampilan terbaik sebelumnya adalah sebagai debutan Piala Dunia pada Piala Dunia 1998, ketika finis di posisi ketiga,[20] kalah 2–1 dari tuan rumah Prancis di babak semifinal sebelum mengalahkan Belanda 2–1 pada perebutan juara ketiga.[21][22]
Pertandingan final Piala Dunia ini merupakan pertemuan keenam bagi Prancis dan Kroasia, dengan kemenangan bagi Prancis sebanyak tiga kali dan imbang dua kali.[23] Kedua tim pertama kali bertemu pada babak semifinal Piala Dunia 1998, dengan kemenangan Prancis 2–1.[24] Pertandingan kompetitif lainnya terjadi pada babak grup Euro 2004, yang berakhir imbang 2–2. Pertemuan terakhir sebelum Piala Dunia 2018 terjadi pada laga persahabatan pada Maret 2011 yang berakhir imbang 0–0.[25]
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menggunakan Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 sebagai turnamen kualifikasi untuk Piala Dunia FIFA 2018, sekaligus Piala Asia AFC 2019. Pada 16 April 2014, komite eksekutif AFC membuat sebuah proposal untuk menggabungkan babak kualifikasi Piala Dunia FIFA dan Piala Asia AFC, yang mana akan diperluas menjadi 24 tim dimulai pada turnamen 2019.[1]
Berikut adalah rincian setiap babak kualifikasi:[1][2]
Selanjutnya, 24 tim yang tereliminiasi dari kualifikasi Piala Dunia babak kedua akan berkompetisi di kualifikasi babak ketiga Piala Asia AFC 2019 dimana mereka akan dibagi kedalam enam grup yang masing-masing grup terdiri dari empat tim untuk mengisi sisa tempat di Piala Asia AFC 2019 (kualifikasi babak ketiga Piala Asia AFC 2019 terpisah dengan kualifikasi babak ketiga Piala Dunia FIFA 2018).
Sebanyak 46 anggota FIFA dari zona AFC akan mengikuti babak kualifikasi.[3] Penentuan tim mana yang akan berlaga di babak pertama dan tim mana yang berhak untuk langsung berlaga di babak kedua ditentukan berdasarkan Peringkat Dunia FIFA pada Januari 2015, dimana pada bulan tersebut merupakan pemutakhiran terakhir sebelum dilakukan pengundian babak pertama. Peringkat FIFA pada Januari 2015 juga digunakan untuk menentukan status unggulan pada undian babak pertama; bagaimanapun, untuk menentukan status unggulan pada undian babak kedua dan ketiga, pemutakhiran terakhir Peringkat FIFA yang digunakan.
Berikut adalah jadwal babak kualifikasi;[5][6][7]
Pertandingan babak play-off antar-konfederasi dijadwalkan pada 6–14 November 2017.[8]
Undian babak pertama dilangsungkan pada 10 Februari 2015, 15:30 MST (UTC+8), di kantor AFC di Kuala Lumpur, Malaysia.[9]
Undian untuk babak kedua dilangsungkan pada 14 April 2015, 17:00 MST (UTC+8), di hotel JW Marriott, Kuala Lumpur, Malaysia.[10][11]
Untuk menentukan empat tim runner-up terbaik, berikut kriteria yang digunakan:
Kriteria penentuan peringkat: Hanya menghitung pertandingan melawan tim peringkat pertama hingga keempat dalam grup, dengan urutan: 1) Poin; 2) Selisih gol; 3) Memasukkan gol; 4) Poin Fair play; 5) Pengundian.
Undian babak ketiga dilangsungkan pada 12 April 2016, 16:30 MST (UTC+8), di Mandarin Oriental Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia.[20][21]
Dua tim peringkat ketiga setiap grup di babak ketiga akan bertanding kandang-tandang untuk menentukan tim yang melaju ke babak play-off antar-konfederasi.
Diperbarui: 16 Juli 2018, 11:22 WIB Diterbitkan: 16 Juli 2018, 11:22 WIB
Pentas Akhir Piala Dunia FIFA 2018 adalah kejohanan bola sepak yang akan datang untuk menentukan juara Piala Dunia FIFA 2018. Ia akan menjadi pentas akhir ke-21 Piala Dunia FIFA, sebuah kejohanan empat tahun sekali yang dipertandingkan oleh pasukan kebangsaan lelaki persatuan anggota FIFA. Perlawanan itu ditandingi oleh Perancis dan Croatia dan akan diadakan di itu akan diadakan di Stadium Luzhniki di Moscow pada 15 Julai 2018.
Sebelum 2018, satu-satunya kemenangan Piala Dunia hanya di Perancis pada 1998 – walaupun mereka juga telah sampai ke perlawanan akhir 2006 – manakala Croatia bermain dalam perlawanan akhir Piala Dunia buat pertama kali. Kedua-dua pasukan telah mengalahkan bekas juara Piala Dunia dalam perjalanan ke perlawanan akhir: Perancis mengalahkan bekas juara 1930 dan 1950 Uruguay, Croatia mengalahkan bekas juara 1966 England dan kedua-dua pasukan mengalahkan bekas juara 1978 dan 1986 Argentina. Croatia menjadi negara ketiga Eropah Timur untuk mara ke perlawanan akhir Piala Dunia, dan yang pertama sejak Czechoslovakia tewas terakhir dalam 1962 kepada Brazil.
Perancis memenangi perlawanan 4-2, setelah mengambil mendahului 2-1 pada separuh pertama pada gol sendiri dan penalti yang diberikan oleh Pembantu Pengadil Video dalam penggunaan pertama sistem di Perlawanan Akhir Piala Dunia. Ini adalah kali pertama gol tunggal telah dijaringkan dalam perlawanan akhir Piala Dunia. Perancis juga menjadi pasukan kedua dalam 32 Piala Dunia selepas Brazil pada 2002 untuk memenangi semua perlawanan kalah mati tanpa sebarang masa tambahan atau penalti.
Pentas Akhir akan diadakan di Stadium Luzhniki di Moscow, yang terletak di Daerah Khamovniki dari Central Administrative Okrug. Stadium itu disahkan sebagai tempat terakhir pada 14 Disember 2012, berikutan mesyuarat oleh Jawatankuasa Eksekutif FIFA yang diadakan di Tokyo, Jepun.[4] Stadium ini juga akan menjadi tuan rumah enam perlawanan lain, termasuk perlawanan pembukaan pada 14 Jun dan perlawanan separuh akhir kedua pada 11 Julai.
Stadium Luzhniki, yang sebelum ini dikenali sebagai Stadium Central Lenin Grand Arena hingga 1992, pada mulanya dibuka pada tahun 1956 sebagai sebahagian daripada Kompleks Olimpik Luzhniki.[5] Stadium ini telah berkhidmat sebagai Stadium Nasional di negara ini, menganjurkan banyak perlawanan pasukan kebangsaan Rusia, dan sebelum ini pasukan kebangsaan Kesatuan Soviet. Pada masa lalu, stadium telah digunakan sebagai tempat kediaman di pelbagai waktu untuk CSKA Moscow, Torpedo Moscow, dan Spartak Moscow. Walau bagaimanapun, tidak ada kelab yang berpangkalan di stadium.[6][7]
Stadium ini menjadi tuan rumah pelbagai acara sukan antarabangsa. Stadium adalah tempat utama untuk Sukan Olimpik Musim Panas 1980, yang menganjurkan upacara pembukaan dan upacara penutupan Sukan Olimpik Musim Panas 1980, olahraga, bola sepak (empat perlawanan, termasuk perlawanan pingat emas), dan Lompat Individu Grand Prix.[8] Stadium ini menjadi tuan rumah Piala UEFA 1999, serta perlawanan akhir Liga Juara-Juara UEFA 2008.[9] Acara-acara lain yang diadakan termasuk Spartakiad, permainan akhir Kejohanan Dunia Hoki Ais 1957, Sukan Universiti Musim Panas 1973, perlawanan persahabatan pada tahun 1984, Sukan Goodwill 1986, dan Sukan Remaja Dunia 1998. Pada tahun 2013, Ragbi Piala Dunia Tujuh Sebelah dan Kejohanan Atlet Dunia yang telah diadakan di lapangan. Stadium juga telah menjadi tempat untuk banyak konsert untuk artis seperti Michael Jackson, The Rolling Stones, Madonna, Metallica, Kino, U2, dan Red Hot Chili Peppers.[10][11] Perayaan Perayaan Muzik Moscow juga berlaku di stadium pada bulan Ogos 1989.
Empat Kategori Stadium UEFA, stadium Luzhniki adalah stadium terbesar di Piala Dunia 2018 dan di Rusia, dengan kapasiti maksimum 81,006. Ini juga menjadikan stadium yang terbesar di Eropah Timur, dan merupakan kelapan terbesar di Eropah. Sebagai sebahagian daripada tawaran Piala Dunia Rusia, stadium itu telah dibina semula dan berkembang, dengan kerja mula berkuat kuasa pada bulan Ogos 2013.[12] Tempat duduk penonton telah bergerak lebih dekat ke padang, yang telah ditukar dari rumput tiruan ke rumput semula jadi, selepas penyingkiran trek olahraga. Muka bangunan bersejarah stadium dipelihara kerana nilai seni bina, manakala bumbung telah dinaik taraf dengan menggunakan kulit Polikarbonat yang baru dengan lampu luaran.[13][14] Luzhniki tidak menjadi tuan rumah pada perlawanan Piala Konfederasi FIFA 2017 kerana projek yang sedang berjalan.[15] Kos projek pengubahsuaian €341 juta,[16] dan stadium rasmi dibuka semula dengan perlawanan persahabatan antarabangsa antara Rusia dan Argentina pada 11 November 2017.[17]
Selepas Uruguay dan Brazil tersingkir di laluan suku akhir, telah pasti pasukan dari Eropah akan memenangi Piala Dunia untuk kejohanan keempat berturut-turut.[18] Perlawanan ini juga merupakan perlawanan akhir kesembilan Piala Dunia antara pasukan Eropah, yang terbaru berlaku pada 2006 dan 2010.[19]
Perlawanan ini adalah perlawanan akhir Piala Dunia ketiga untuk Perancis, yang pertama kali muncul di perlawanan akhir 1998 sebagai tuan rumah, menang 3-0 menentang juara bertahan Brazil. Perancis juga mara ke perlawanan akhir 2006, di mana mereka kalah kepada Itali menerusi sepakan penalti setelah seri 1-1.[20][21] Hanya Jerman (lapan) dan Itali (enam) sahaja yang berjaya mencapai banyak perlawanan akhir di kalangan negara-negara Eropah.[22] Didier Deschamps menjadi pemain keempat mencapai perlawanan akhir Piala Dunia sebagai pemain dan sebagai pengurus, selepas Franz Beckenbauer, Rudi Völler dan Mário Zagallo.[23]
Perancis memasuki Piala Dunia 2018 sebagai salah satu pasukan pilihan untuk memenangi kejohanan ini, terutamanya bagi skuad terkuat mereka yang menampilkan beberapa bakat pemain muda.[24] Pasukan itu selesai sebagai naib juara selepas ditewaskan oleh Portugal di Euro 2016, di mana negara mereka menjadi tuan rumah.[24] Pasukan itu juga layak ke Piala Dunia selepas mennjuarai kumpulan kelayakan, menagatasi Sweden dan Belanda.[24]
Di Piala Dunia, Perancis telah ditarik ke dalam Kumpulan C bersama-sama Australia, Denmark, dan Peru. Pasukan itu mengalahkan Australia 2-1 dalam perlawanan pembukaannya di Kazan, menerusi penalti yang disahkan oleh Pembantu Pengadil Video dan dijaringkan oleh Antoine Griezmann diikuti dengan gol sendiri dipesongkan oleh pemain pertahanan Australia Aziz Behich.[25] Dalam perlawanan kedua, Perancis menang 1-0 ke atas Peru dengan gol yang dijaringkan oleh pemain berusia 19 tahun Kylian Mbappé, yang menjadi penjaring gol termuda Perancis di kejohanan besar.[26][27] Kemenangan ke atas Peru mara ke peringkat kalah mati, membolehkan pengurus Didier Deschamps untuk merehatkan beberapa pemain kesebelasan utama bagi perlawanan akhir kumpulan menentang Denmark. Perlawanan di Stadium Luzhniki di Moscow selesai dengan seri tanpa jaringan ditandai dengan hantaran yang tidak kena pada tempatnya dan kesilapan penjaga gol.[28] Prestasi peringkat kumpulan pasukan dicirikan sebagai kekurangan perpaduan dan gagal menggunakan pemain bintangnya dengan berkesan.[29]
Penamat sebagai juara Kumpulan C, Perancis telah dipadankan dalam pusingan 16 dengan naib juara Kumpulan D Argentina. Perancis menang 4-3 pada dua gol yang dijaringkan oleh Mbappé, yang juga memenangi penalti pada minit-minit pembukaan.[30] Prestasi Mbappé menarik perbandingan dengan Pelé, di mana pada 1958 adalah pemain remaja terakhir menjaringkan dua gol dalam perlawanan Piala Dunia.[31] Di peringkat suku akhir, Perancis mengalahkan Uruguay 2–0 dengan gol dan pembantu dari Antoine Griezmann.[32] Pasukan itu mara ke perlawanan separuh akhir menentang Belgium di St. Petersburg, yang berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Perancis dengan tandukan oleh pertahanan Samuel Umtiti dari sepakan sudut menuju ke gawang.[33] Pasukan Perancis, terutamanya Mbappé, dikritik kerana cuba membazir masa dan berkelakuan tidak sportif dalam separuh akhir selepas mendahului pada babak kedua.[34]
Croatia memasuki Piala Dunia 2018 sebagai pesaing yang berpotensi, dengan "Generasi Emas" mereka dipimpin oleh penyerang Mario Mandžukić dan pemain tengah Marcelo Brozović, Mateo Kovačić, Luka Modrić, Ivan Perišić, dan Ivan Rakitić.[35][36] Pasukan itu telah tersingkir dalam peringkat kumpulan pada kejohanan 2014,[37] tetapi mera ke pusingan 16 di UEFA Euro 2016.[38] Dalam kumpulan kelayakan mereka, Croatia menjaringkan 15 gol dan menamatkan sebagai naib juara kumpulan di belakang Iceland selepas melantik pengurus Zlatko Dalić di tengah-tengah satu siri keputusan yang kurang baik.[39][40] Walau bagaimanapun, Croatia berjaya layak dengan menumpaskan Greece dalam play-off kelayakan, memenangi perlawanan pertama 4-1 dan seri 0-0 pada perlawanan kedua.[41]
Croatia telah ditarik masuk ke dalam Kumpulan D bersama-sama Argentina, Iceland, dan Nigeria, yang dianggap sebagai undian sukar kerana bakat Argentina dan persembahan bersejarah Nigeria.[39][42] Dalam perlawanan pembukaan mereka, pasukan itu memperoleh kemenangan 2-0 ke atas Nigeria, dengan gol sendiri oleh Oghenekaro Etebo yang disebabkan oleh Mandžukić dan penalti yang dijaringkan oleh Modrić.[43] Croatia terus mara mengecewakan Argentina dengan menang 3–0 dan selesai di atas kumpulan dengan menang 2–1 ke atas Iceland.[44][45]
Dalam pusingan 16, Croatia bermain menentang Denmark dan memperoleh keputusan seri 1-1 selepas kedua-dua pasukan menjaringkan gol dalam tempoh lima minit dan penalti terlepas dari Modric pada masa kecederaan. Croatia berikutnya memenangi penalti penentuan 3-2, dengan tiga sepakan diselamatkan oleh penjaga gol Danijel Subašić dan dua sepakan diselamatkan oleh penjaga gawang Denmark Kasper Schmeichel.[46][47] Pasukan itu mara ke perlawanan suku akhir dengan menentang tuan rumah Rusia, yang telah mengalahkan Sepanyol dalam pusingan 16, di Sochi. Rusia menjaringkan gol pertama pada minit ke-31, tetapi Andrej Kramarić menyamakan kedudukan untuk Croatia lapan minit kemudian dan keputusan jaringan kekal 1-1 setelah tamat masa biasa. Croatia mendahului 2-1 pada masa tambahan menerusi tandukan Domagoj Vida, tetapi pertahanan Rusia Mário Fernandes menyamakan kedudukan sebelum tamat masa kecederaan untuk mencetuskan penentuan penalti. Sepakan penalti itu dimenangi 4–3 oleh Croatia selepas dua tersasar oleh Rusia dan rembatan Modric yang melantun terkena tiang dan ke dalam gol.[48][49] Croatia menjadi pasukan kedua dalam Piala Dunia untuk memenangi dua penentuan penalti dalam satu kejohanan, selepas Argentina pada 1990.[50] Selepas perlawanan, video Vida berkata "Kemuliaan ke Ukraine" menimbul kontroversi antara orang Rusia dan peringatan dari jawatankuasa disiplin FIFA, yang menguatkuasakan pengharaman slogan politik.[51] Perlawanan separuh akhir Croatia menentang England di Luzhniki bermula dengan gol dari sepakan percuma oleh pertahanan Inggeris Kieran Trippier pada minit kelima. Croatia menghalang beberapa percubaan oleh England untuk menjaringkan gol kedua dan memperoleh gol penyamaan mereka sendiri melalui rembatan Perisic pada minit ke-68. Perlawanan itu dimenangi Croatia 2-1 dengan gol dijaringkan pada minit ke-109 oleh Mandžukić.[52][53]
Piala Dunia FIFA 2018 (bahasa Rusia: Чемпионат мира по футболу 2018) menjadi Piala Dunia FIFA yang ke-21, turnamen sepak bola internasional empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional senior pria asosiasi anggota FIFA. Turnamen ini diselenggarakan di Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018,[2] setelah negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah pada 2 Desember 2010. Edisi Piala Dunia ini menjadi yang pertama digelar di Eropa sejak edisi 2006 di Jerman. Seluruh stadion kecuali Stadion Sentral terletak di Eropa Rusia, bagian barat Pegunungan Ural, agar mengurangi waktu perjalanan karena negara yang luas.
Ini merupakan Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di Eropa Timur,[3] dan kesebelas kalinya di Eropa. Untuk pertama kalinya turnamen ini berlangsung di dua benua - Eropa dan Asia.[4] Semua stadion, kecuali satu, terletak di Rusia Eropa. Dengan perkiraan biaya lebih dari $ 14,2 miliar, ini merupakan Piala Dunia paling mahal yang pernah ada.[5] Ini juga merupakan Piala Dunia pertama yang menggunakan asisten wasit video (VAR).[6]
Putaran final melibatkan 32 tim nasional, terdiri dari 31 tim yang lolos melalui babak kualifikasi dan tim tuan rumah yang lolos secara otomatis. Dari 32 tim peserta, 20 tim membuat penampilan berturut-turut sejak edisi terakhir pada 2014 termasuk juara bertahan Jerman, sementara Islandia dan Panama keduanya tampil perdana di Piala Dunia FIFA. Sebanyak 64 pertandingan dimainkan di 12 stadion yang tersebar di 11 kota. Pertandingan final berlangsung pada 15 Juli di Stadion Luzhniki, Moskwa.[7][8][9]
Juara bertahan, Jerman, tersingkir di babak penyisihan grup, pertama kalinya sejak 1938 di mana tim Jerman tidak lolos dari babak pertama turnamen Piala Dunia yang mereka ikuti.[10] Spanyol, Portugal, dan Argentina, masing-masing dianggap pesaing kuat sebelum turnamen,[11] tersingkir di babak 16 besar, sementara tim tuan rumah, meskipun mulai sebagai tim dengan peringkat terendah di turnamen, di luar dugaan mencapai babak perempat final. Turnamen ini menjadi yang pertama kalinya di mana tidak satu pun tim baik dari Argentina, Brasil, Jerman, atau Italia mencapai empat besar,[12] dan juga kelima kalinya (setelah 1934, 1966, 1982, dan 2006) di mana semua empat tim teratas berasal dari Eropa.[13]
Prancis berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Kroasia pada pertandingan final yang berlangsung tanggal 15 Juli di Stadion Luzhniki, Moskow dengan skor 4-2. Sementara Belgia menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Inggris pada pertandingan perebutan tempat ketiga dengan skor 2-0. Ini merupakan gelar kedua Piala Dunia bagi Prancis, dan hasil ini menandai untuk pertama kalinya negara-negara dari benua yang sama menjuarai empat edisi berturut-turut (setelah Italia pada 2006, Spanyol pada 2010, dan Jerman pada 2014).
Tahapan pemilihan tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018 dan 2022 dimulai sejak Januari 2009, di mana asosiasi nasional memiliki waktu hingga 2 Februari 2009 untuk mendaftarkan diri.[14] Pada awalnya, tujuh negara mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, tetapi Meksiko kemudian mengundurkan diri,[15] sementara penawaran Indonesia ditolak oleh FIFA pada Februari 2010 karena pemerintah Indonesia gagal mengirimkan surat dukungan penawaran.[16] Selama proses pemilihan, negara-negara non-UEFA (Australia, Jepang, dan Amerika Serikat) secara bertahap mundur dari pemilihan tuan rumah edisi 2018, sementara negara-negara UEFA mundur dari pemilihan tuan rumah edisi 2022.Dengan begitu, maka tersisa empat penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, yaitu: Inggris, Rusia, Belanda/Belgia, dan Spanyol/Portugal.
Dua puluh dua anggota Komite Eksekutif FIFA bertemu di Zürich pada 2 Desember 2010 untuk memberikan suaranya dalam memilih tuan rumah kedua edisi turnamen tersebut.[17] Rusia memenangi pemilihan tuan rumah edisi 2018 melalui pemungutan suara putaran kedua. Penawaran Spanyol/Portugal berada di urutan kedua di atas penawaran tuan rumah bersama Belgia/Belanda yang menempati urutan ketiga. Penawaran Inggris untuk menyelenggarakan Piala Dunia yang keduanya gagal di putaran pertama.[18]
Hasil pemungutan suara secara lengkap adalah sebagai berikut:[19]
Proses pemilihan ini tidak lepas dari adanya kritikan. Badan Sepak Bola Inggris, The FA dan lainnya menyuarakan keprihatinan mengenai penyuapan di pihak tim Rusia dan korupsi oleh para anggota FIFA. Mereka mengklaim empat anggota komite eksekutif telah meminta suap untuk memberikan suara kepada Inggris dan Sepp Blatter mengatakan bahwa hal itu sudah diatur sebelum pemungutan suara yang dimenangkan oleh Rusia tersebut.[20] Laporan Garcia tahun 2014, sebuah penyelidikan internal yang dipimpin oleh Michael J. Garcia, disembunyikan dari rilis publik oleh Hans-Joachim Eckert, ketua pengadilan FIFA dalam masalah etika. Eckert malah merilis sebuah ikhtisar revisi yang lebih pendek, dan keengganannya (dalam hal ini FIFA) untuk mempublikasikan laporan lengkap menyebabkan Garcia mengundurkan diri sebagai protes.[21] Karena kontroversi ini, FA menolak untuk menerima pembebasan Rusia dari kesalahan yang diberikan Eckert, dengan Greg Dyke menyerukan pemeriksaan ulang kasus ini dan David Bernstein menyerukan pemboikotan Piala Dunia.[22][23]
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia FIFA, seluruh negara yang memenuhi syarat – 209 asosiasi anggota FIFA kecuali tim tuan rumah Rusia yang lolos secara otomatis – mengikuti proses kualifikasi.[24] Zimbabwe dan Indonesia kemudian didiskualifikasi sebelum memainkan pertandingan pertamanya,[25][26] sementara Gibraltar dan Kosovo yang bergabung menjadi anggota FIFA pada 13 Mei 2016 setelah pengundian babak kualifikasi, tetapi sebelum kualifikasi Zona Eropa dimulai, juga mengikuti kualifikasi.[27] Jumlah alokasi slot tim peserta untuk setiap konfederasi tidak berubah sejak Piala Dunia 2014.[28][29] Pertandingan kualifikasi dimulai di kota Dili, Timor Leste, pada 12 Maret 2015 sebagai bagian dari kualifikasi Zona Asia,[30] dan pengundian kualifikasi utama dilaksanakan di Istana Konstantinovsky, Strelna, Sankt-Peterburg pada 25 Juli 2015 pukul 18:00 waktu lokal (UTC+3).[2][31][32][33]
Dari 32 negara yang lolos ke Piala Dunia FIFA 2018, 20 diantaranya berkompetisi pada edisi sebelumnya, 2014. Islandia dan Panama lolos untuk pertama kali, sementara bagi Islandia, mereka menjadi negara dengan jumlah penduduk terkecil yang lolos ke Piala Dunia.[34] Tim lain yang kembali tampil setelah absen setidaknya tiga edisi antara lain: Mesir, kembali setelah 28 tahun absen sejak terakhir lolos pada 1990; Maroko, yang terakhir berkompetisi pada 1998; Peru, kembali setelah 36 tahun absen (sejak 1982); dan Senegal, berkompetisi untuk kedua kali setelah mencapai perempat final pada 2002. Ini merupakan pertama kalinya tiga negara Nordik (Denmark, Islandia, dan Swedia) dan empat negara Arab (Mesir, Maroko, Arab Saudi, dan Tunisia) lolos ke Piala Dunia.[35]
Tim unggulan yang gagal untuk lolos diantaranya juara dunia empat kali, Italia, (untuk pertama kali sejak 1958)[36] dan tiga kali juara kedua, Belanda. Empat juara bertahan kejuaraan benua yang gagal lolos antara lain: juara Piala Afrika 2017 (Kamerun), juara dua kali Copa América dan juara kedua Piala Konfederasi 2017 (Chili), juara Piala Oseania 2016 (Selandia Baru), dan juara Piala Emas CONCACAF 2017 (Amerika Serikat, untuk pertama kali sejak 1986). Tim unggulan lain yang gagal dengan rentetan hasil kualifikasi buruk adalah Ghana dan Pantai Gading, yang lolos pada tiga edisi sebelumnya.
Pengundian dilaksanakan pada 1 Desember 2017 pukul 18:00 MSK di Istana Negara Kremlin, Moskwa.[37][38] 32 tim diundi ke delapan grup yang masing-masing grup berisi empat tim.
Untuk pengundian, tim peserta dibagi dalam empat pot berdasarkan Peringkat Dunia FIFA per Oktober 2017. Pot 1 berisi tuan rumah Rusia (secara otomatis ditempatkan di Posisi A1) dan tujuh tim teratas, Pot 2 berisi delapan tim teratas berikutnya, dan begitu juga untuk Pot 3 serta Pot 4.[39] Ini merupakan pengundian yang berbeda dari pengundian sebelumnya, di mana hanya Pot 1 berdasarkan Peringkat FIFA sementara pot yang lain berdasarkan pertimbangan geografis. Namun, tetap mempertahankan fakta bahwa tim dari konfederasi yang sama tidak diundi melawan satu sama lain dalam babak grup, kecuali UEFA di mana setiap grup berisi dua tim.
Setiap tim wajib mendaftarkan skuat awal dengan jumlah 30 orang pemain. Dari skuat awal tersebut, setiap tim mendaftarkan skuat akhir dengan jumlah 23 orang pemain (tiga diantaranya menjadi penjaga gawang) sebelum tenggat waktu FIFA. Pemain dalam daftar skuat akhir dapat digantikan akibat cedera serius hingga waktu 24 jam sebelum pertandingan pertama tim tersebut, dimana pemain pengganti tidak perlu berada dalam daftar skuat awal.[40]
Untuk pemain yang berada dalam 30 nama skuat awal, ada masa istirahat wajib pada 21 hingga 27 Mei 2018, kecuali pemain yang terlibat dalam Final Liga Champions UEFA 2018 yang dimainkan pada 26 Mei.[41]
Pada Februari 2018, diumumkan bahwa jumlah pemain yang berada dalam daftar skuat awal ditambah dari 30 menjadi 35.[42]
Pada 29 Maret 2018, FIFA merilis daftar 36 wasit dan 63 asisten wasit yang terpilih untuk memimpin pertandingan.[43] Pada 30 April 2018, FIFA merilis 13 asisten wasit video, yang hanya akan bertindak dalam kapasitas ini di turnamen.[44]
Pada 30 Mei 2018, wasit Fahad Al-Mirdasi dari Arab Saudi dicoret atas upaya pengaturan skor pertandingan,[45] bersama dengan dua asisten wasitnya, rekan senegaranya Mohammed Al-Abakry dan Abdulah Al-Shalwai. Tidak ada penunjukan wasit baru, namun dua asisten wasit, Hasan Al Mahri dari Uni Emirat Arab dan Hiroshi Yamauchi dari Jepang, ditambahkan dalam daftar.[46][47] Asisten wasit Marwa Range dari Kenya Kenya juga mengundurkan diri setelah BBC merilis sebuah investigasi yang dilakukan oleh seorang wartawan Ghana yang melibatkan Marwa dalam skandal penyuapan.[48]
Pada November 2017, daftar wasit yang terpilih untuk memimpin pertandingan dirilis.[49]
Tidak lama setelah keputusan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional untuk memasukkan asisten wasit video (VAR) ke dalam Aturan-Aturan Permainan, pada 16 Maret 2018, Dewan FIFA mengambil langkah yang menarik perhatian dengan menyetujui penggunaan VAR untuk pertama kalinya di turnamen Piala Dunia FIFA.[50][51]
Operasi VAR untuk semua pertandingan dijalankan dari satu kantor pusat di Moskow, yang menerima video langsung dari pertandingan dan dalam kontak radio dengan para wasit lapangan.[52] Sistem tersedia untuk mengomunikasikan informasi terkait VAR kepada para penyiar dan visual pada layar besar stadion yang digunakan untuk para pendukung yang hadir.[52]
VAR memiliki dampak signifikan dalam beberapa pertandingan.[53] Pada 15 Juni 2018, gol Diego Costa melawan Portugal menjadi gol Piala Dunia pertama berdasarkan keputusan VAR;[54] penalti pertama sebagai hasil dari keputusan VAR diberikan kepada Prancis dalam pertandingan mereka melawan Australia pada 16 Juni dan menghasilkan gol oleh Antoine Griezmann.[55] Jumlah penalti yang diberikan dalam turnamen ini memecahkan rekor baru, di mana fenomena ini sebagian dikaitkan dengan VAR.[56] Secara keseluruhan, teknologi baru ini telah dipuji dan dikritik oleh komentator yang berbeda.[57] FIFA menyatakan penerapan VAR sukses setelah minggu pertama kompetisi.[58]
Lokasi penyelenggaraan
Rusia mengajukan kota berikut untuk menjadi tuan rumah: Kaliningrad, Kazan, Krasnodar, Moskwa, Nizhny Novgorod, Rostov na Donu, Sankt-Peterburg, Samara, Saransk, Sochi, Volgograd, Yaroslavl, dan Yekaterinburg.[59] Seluruh kota tuan rumah berada di dalam atau dekat Eropa Rusia untuk mengurangi waktu perjalanan tim peserta karena negara yang luas. Laporan evaluasi penawaran menyatakan: "Penawaran Rusia mengajukan 13 kota tuan rumah dan 16 stadion, demikian melebihi persyaratan minimum FIFA. Tiga dari 16 stadion akan direnovasi, dan 13 akan dibangun baru."[60]
Pada Oktober 2011, Rusia mengurangi jumlah stadion dari 16 menjadi 14. Pembangunan stadion Podolsk yang telah diajukan di wilayah Moskwa dibatalkan oleh pemerintah setempat, dan masih di ibukota, Otkrytiye Arena bersaing dengan Stadion Dynamo mengenai stadion mana yang dibangun lebih dahulu.[61]
Pilihan terakhir untuk kota tuan rumah diumumkan pada 29 September 2012. Jumlah kota dikurangi kembali menjadi 11 dan jumlah stadion menjadi 12 karena Krasnodar dan Yaroslavl dihapus dari daftar akhir.[62]
Sepp Blatter menyatakan pada Juli 2014 bahwa karena kekhawatiran terhadap penyelesaian stadion di Rusia, jumlah stadion kemungkinan dikurangi dari 12 menjadi 10. Ia juga mengatakan, "Kita tidak akan berada dalam situasi ini, seperti kasus satu ini, dua atau bahkan tiga stadion di Afrika Selatan, di mana ada masalah yang Anda lakukan pada stadion-stadion ini".[63]
Pada Oktober 2014, dalam kunjungan resminya ke Rusia, komite inspeksi FIFA dan ketuanya Chris Unger mengunjungi Sankt-Peterburg, Sochi, Kazan, dan dua stadion di Moskwa. Mereka mengatakan puas atas proses pembangunan stadion-stadion di kota tersebut.[64]
Pada 8 Oktober 2015, FIFA dan Komite Penyelenggara Lokal menyetujui nama resmi stadion yang digunakan selama turnamen berlangsung.[65]
Dari 12 stadion yang digunakan, Stadion Luzhniki di Moskwa dan Stadion Sankt-Petersburg (dua stadion terbesar di Rusia) digunakan paling sering dengan masing-masing menggelar 7 pertandingan. Sochi, Kazan, Nizhny Novgorod, dan Samara menggelar 6 pertandingan dengan masing-masing satu pertandingan perempat final, dan Otkrytiye Arena di Moskwa serta Rostov na Donu menggelar 5 pertandingan dengan masing-masing satu pertandingan babak 16 besar. Volgograd, Kaliningrad, Yekaterinburg, dan Saransk menggelar masing-masing 4 pertandingan dan tidak satupun dari kota tersebut menggelar pertandingan babak gugur.
Markas akan digunakan oleh 32 tim nasional sebagai tempat tinggal dan berlatih sebelum atau sepanjang turnamen Piala Dunia. Pada 9 Februari 2018, FIFA mengumumkan lokasi base camp untuk setiap tim peserta.[78]
Jadwal penuh turnamen diumumkan oleh FIFA pada 24 Juli 2015 (tanpa waktu kick-off, tetapi diumumkan kemudian).[79][80] Pada 1 Desember 2017, setelah pengundian putaran final, enam zona waktu kick-off ditentukan oleh FIFA.[81] Rusia ditempatkan di posisi A1 dalam babak grup dan memainkan pertandingan pembuka di Stadion Luzhniki di Moskwa pada 14 Juni melawan Arab Saudi, dua tim peserta dengan peringkat terendah saat pengundian putaran final.[82] Stadion Luzhniki juga menggelar pertandingan babak semifinal kedua pada 11 Juli dan pertandingan final pada 15 Juli. Stadion Krestovsky di Sankt-Peterburg menggelar pertandingan babak semifinal pertama pada 10 Juli dan pertandingan perebutan tempat ketiga pada 14 Juli.[28]
Dua tim peringkat teratas lolos ke babak 16 besar. Pertandingan dimainkan dengan sistem kompetisi.
Seluruh waktu pertandingan adalah waktu lokal.[81]
Peringkat tim ditentukan sebagai berikut (regulasi Pasal 32.5):[40]
Jika ada dua tim atau lebih masih imbang berdasarkan tiga kriteria diatas, maka peringkat mereka ditentukan sebagai berikut:
Pada babak gugur, jika pertandingan imbang hingga akhir waktu normal, maka perpanjangan waktu dimainkan (dua babak, masing-masing 15 menit). Selama babak perpanjangan waktu kedua tim dapat melakukan pergantian pemain keempat. Apabila tetap imbang, maka dilanjutkan melalui adu penalti untuk menentukan pemenang.[40]
Sejarah Penganjuran Piala Dunia FIFA
Sebelum Piala Dunia dianjurkan seperti pada masa kini, kejohanan bola sepak yang diatur sebagai sebahagian daripada Sukan Olimpik Musim Panas diberi prestij paling tinggi.
Tetapi pada tahun 1920-an, permainan ini menghadapi peralihan kepada profesionalisme yang tidak selaras dengan semangat Olimpik.
Oleh itu, badan kerajaan, FIFA, membuat perancangan untuk menganjurkan kejohanan ini.
Keputusan penyusunan edisi pertama secara rasmi diisytiharkan pada 26 Mei 1928.
Piala Dunia rasmi pertama telah dimainkan di Uruguay 1930 dan sejak itu kejohanan ini diadakan setiap tahun keempat (dengan pengecualian akibat gangguan akibat Perang Dunia Kedua).
Walau bagaimanapun, terdapat beberapa kejohanan pra-FIFA tidak rasmi pada penghujung 1800-an, pada masa yang hanya terdapat beberapa pasukan kebangsaan.
Satu lagi “piala dunia” tidak rasmi yang diatur sebelum 1930 ialah Sir Thomas Lipton Trophy yang diadakan pada 1909 dan 1911.
Selain FIFA World Cup, pertandingan bola sepak Olimpik Musim Panas akan menjadi tanda pasukan kebangsaan terbaik sebelum 1930.
Kejohanan Olimpik bagaimanapun hanya daripada pasukan amatur oleh itu pertandingan Piala Dunia menjadi pertandingan tingkat tertinggi bola sepak.
Perebutan tempat ketiga
Jumlah hadiah diumumkan pada Oktober 2017.[146]
Logo turnamen diumumkan pada 28 Oktober 2014 oleh kosmonaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kemudian diproyeksikan ke Teater Bolshoi Moskwa selama program televisi malam. Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko mengatakan logo itu terinspirasi oleh "tradisi artistik Rusia yang kaya dan sejarah pencapaian dan inovasi yang berani" dan Presiden FIFA Sepp Blatter menyatakan bahwa logo itu mencerminkan "hati dan jiwa" bagi negara tersebut.[147] Untuk pemasaran, jenis huruf yang disebut Dusha (bahasa Rusia: Душа, jiwa) dibuat oleh agen desain asal Portugal Brandia Central pada 2014.
Maskot Piala Dunia FIFA untuk edisi 2018 adalah seekor serigala yang bernama Zabivaka ("sang pencetak gol" dalam bahasa Rusia) yang diumumkan pada 21 Oktober 2016. Maskot tersebut menggambarkan serigala antropomorfik berwarna coklat yang mengenakan kaos wol putih berlengan biru dengan kata "RUSSIA 2018" dan memakai kacamata olahraga berwarna oranye. Kombinasi warna putih, biru, dan merah pada kaos dan celana mewakili warna kostum dari tim nasional Rusia. Pelajar yang merancang maskot tersebut adalah Ekaterina Bocharova dan dipilih melalui pemungutan suara di internet.
Hasil pemungutan suara diumumkan pada 22 Oktober 2016 dalam acara Malam Urgant di Perviy Kanal. Serigala yang bernama Zabivaka meraih suara 53%, unggul atas Harimau (27%), dan Kucing (20%). Lebih dari 1 juta orang berpartisipasi dalam pemungutan suara yang berlangsung selama September 2016 di platform FIFA, serta saat siaran langsung di Perviy Kanal, di mana hasil kompetisi kreatif tersebut diumumkan.[148]
Tahap pertama penjualan tiket dimulai pada 14 September 2017 pukul 12:00 waktu Moskwa dan berlangsung hingga 12 Oktober 2017.[149] Kebijakan visa Rusia secara umum tidak berlaku untuk peserta Piala Dunia dan para penggemar yang dapat mengunjungi Rusia tanpa hak visa sebelum dan selama kompetisi berlangsung, terlepas dari kewarganegaraan mereka.[150]
Sama seperti Olimpiade Musim Dingin 2014, terpilihnya Rusia sebagai tuan rumah telah mendapat penolakan. Masalah kontroversial seperti tingkat rasisme dalam persepak bola an Rusia,[151][152] dan diskriminasi terhadap kaum LGBT dalam masyarakat Rusia yang lebih luas.[153][154] Keterlibatan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina juga menyebabkan adanya seruan agar turnamen dipindahkan, terutama setelah aneksasi Krimea.[155][156] Presiden FIFA menyatakan: "Piala Dunia telah dipilih dan diberikan kepada Rusia dan kami akan maju bersama pekerjaan kami".[157]
Tuduhan korupsi dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 menyebabkan ancaman dari FA untuk memboikot turnamen ini.[158] FIFA menunjuk seorang pengacara AS, Michael J. Garcia, untuk menginvestigasi dan membuat sebuah laporan (Laporan Garcia) terkait kasus tuduhan korupsi. Meskipun laporan tersebut tidak pernah di publikasikan, tetapi FIFA merilis sebuah rangkuman setebal 42 halaman atas penemuan seperti yang dikemukakan oleh hakim asal Jerman, Hans-Joachim Eckert. Rangkuman Eckert membersihkan Rusia dan Qatar dari kesalahan apapun, tetapi dikritik oleh kritikus sebagai hal yang menutup-nutupi kesalahan.[159] Garcia mengkritik rangkuman tersebut "tak lengkap secara material" dengan "representasi yang keliru terhadap fakta dan kesimpulan", dan ia mengajukan banding ke Komite Banding FIFA.[160][161] Komite menolak untuk mendengar bandingnya, sehingga Garcia mengundurkan diri sebagai protes atas tindakan FIFA, dengan alasan "kurangnya kepemimpinan" dan kurangnya kepercayaan terhadap independensi Eckert.[162]
Pada 3 Juni 2015, FBI mengumumkan bahwa otoritas federal tengah menginvestigasi proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.[163][164] Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 7 Juni 2015, Domenico Scala, kepala Komite Audit dan Kepatuhan FIFA, menyatakan bahwa "jika ada bukti pemberian tuan rumah kepada Qatar dan Rusia hanya terjadi karena membeli suara, maka pemberian tersebut dapat dibatalkan".[165][166]
Karena krisis keuangan dalam ekonomi Rusia, anggaran untuk persiapan Piala Dunia telah dipangkas beberapa kali. Pada Juni 2015, sebuah dekrit pemerintah memangkas anggaran sebesar $560 juta hingga total keseluruhan menjadi $11,8 miliar.[167]
Setelah Maroko lolos ke turnamen dengan kemenangan 2–0 atas Pantai Gading, perayaan warga Maroko di Brussel berubah menjadi kerusuhan disertai pembakaran mobil, penjarahan toko oleh sekitar 300 perusuh, dan menyebabkan 20 polisi terluka.[52][168] Petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api juga diserang oleh para pelaku kerusuhan.[52]
Rusia paling banyak (51) dalam hal jumlah medali Olimpiade yang dibatalkan akibat pelanggaran doping – terbanyak dari negara manapun, empat kali peringkat kedua, dan hampir ketiga dari jumlah keseluruhan di dunia. Dari tahun 2011 hingga 2015, lebih dari seribu atlet Rusia dalam berbagai acara olahraga, seperti Olimpiade musim panas, musim dingin, dan Paralimpiade, terdampak akibat kasus tersebut.[169][170][171][172] 33 pemain sepak bola yang diduga menjadi bagian dari program steroid terdaftar dalam Laporan McLaren.[173]
Pada 5 Desember 2017, IOC mengumumkan bahwa Rusia dilarang mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018.[174] Deputi Perdana Menteri yang juga Presiden Uni Sepak Bola Rusia Vitaly Mutko dilarang seumur hidup terlibat dalam Olimpiade atas perannya dalam konspirasi doping.[175]
Pada 22 Desember 2017, dilaporkan bahwa FIFA memecat seorang dokter yang sedang menginvestigasi doping dalam sepak bola Rusia.[176]
FIFA, melalui beberapa perusahaan, menjual hak siar Piala Dunia FIFA 2018 kepada penyiar lokal.
Di Amerika Serikat, Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia pertama yang hak siarnya dipegang oleh Fox Sports. Tersingkirnya tim nasional A.S. pada babak kualifikasi membawa kekhawatiran mengenai jumlah penonton dan minat terhadap Piala Dunia edisi ini berkurang (khususnya penonton "sementara" yang tertarik dengan tim nasional A.S.), sebab Fox telah membayar mahal untuk hak siar tersebut karena jumlah penonton pertandingan tim nasional A.S. di Piala Dunia 2014 menembus angka 16,5 juta penonton. Saat acara peluncuran sebelum tim nasional A.S. tersingkir, Fox menyatakan bahwa mereka berencana untuk menempatkan fokus sekunder pada tim nasional Meksiko dalam siarannya untuk memanfaatkan kepopulerannya di A.S. Jaringan tersebut menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menyiarkan sejumlah besar liputan untuk turnamen ini.[177][178][179]
Di Indonesia, Piala Dunia FIFA 2018 disiarkan secara langsung oleh Trans Media (Trans TV, Trans7, dan Transvision), MNC Vision dan K-vision untuk televisi [180][181] serta oleh RRI untuk radio.[182][183]
Piala Dunia FIFA 2018 (bahasa Rusia: Чемпионат мира по футболу 2018) menjadi Piala Dunia FIFA yang ke-21, turnamen sepak bola internasional empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional senior pria asosiasi anggota FIFA. Turnamen ini diselenggarakan di Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018,[2] setelah negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah pada 2 Desember 2010. Edisi Piala Dunia ini menjadi yang pertama digelar di Eropa sejak edisi 2006 di Jerman. Seluruh stadion kecuali Stadion Sentral terletak di Eropa Rusia, bagian barat Pegunungan Ural, agar mengurangi waktu perjalanan karena negara yang luas.
Ini merupakan Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di Eropa Timur,[3] dan kesebelas kalinya di Eropa. Untuk pertama kalinya turnamen ini berlangsung di dua benua - Eropa dan Asia.[4] Semua stadion, kecuali satu, terletak di Rusia Eropa. Dengan perkiraan biaya lebih dari $ 14,2 miliar, ini merupakan Piala Dunia paling mahal yang pernah ada.[5] Ini juga merupakan Piala Dunia pertama yang menggunakan asisten wasit video (VAR).[6]
Putaran final melibatkan 32 tim nasional, terdiri dari 31 tim yang lolos melalui babak kualifikasi dan tim tuan rumah yang lolos secara otomatis. Dari 32 tim peserta, 20 tim membuat penampilan berturut-turut sejak edisi terakhir pada 2014 termasuk juara bertahan Jerman, sementara Islandia dan Panama keduanya tampil perdana di Piala Dunia FIFA. Sebanyak 64 pertandingan dimainkan di 12 stadion yang tersebar di 11 kota. Pertandingan final berlangsung pada 15 Juli di Stadion Luzhniki, Moskwa.[7][8][9]
Juara bertahan, Jerman, tersingkir di babak penyisihan grup, pertama kalinya sejak 1938 di mana tim Jerman tidak lolos dari babak pertama turnamen Piala Dunia yang mereka ikuti.[10] Spanyol, Portugal, dan Argentina, masing-masing dianggap pesaing kuat sebelum turnamen,[11] tersingkir di babak 16 besar, sementara tim tuan rumah, meskipun mulai sebagai tim dengan peringkat terendah di turnamen, di luar dugaan mencapai babak perempat final. Turnamen ini menjadi yang pertama kalinya di mana tidak satu pun tim baik dari Argentina, Brasil, Jerman, atau Italia mencapai empat besar,[12] dan juga kelima kalinya (setelah 1934, 1966, 1982, dan 2006) di mana semua empat tim teratas berasal dari Eropa.[13]
Prancis berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Kroasia pada pertandingan final yang berlangsung tanggal 15 Juli di Stadion Luzhniki, Moskow dengan skor 4-2. Sementara Belgia menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Inggris pada pertandingan perebutan tempat ketiga dengan skor 2-0. Ini merupakan gelar kedua Piala Dunia bagi Prancis, dan hasil ini menandai untuk pertama kalinya negara-negara dari benua yang sama menjuarai empat edisi berturut-turut (setelah Italia pada 2006, Spanyol pada 2010, dan Jerman pada 2014).
Tahapan pemilihan tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018 dan 2022 dimulai sejak Januari 2009, di mana asosiasi nasional memiliki waktu hingga 2 Februari 2009 untuk mendaftarkan diri.[14] Pada awalnya, tujuh negara mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, tetapi Meksiko kemudian mengundurkan diri,[15] sementara penawaran Indonesia ditolak oleh FIFA pada Februari 2010 karena pemerintah Indonesia gagal mengirimkan surat dukungan penawaran.[16] Selama proses pemilihan, negara-negara non-UEFA (Australia, Jepang, dan Amerika Serikat) secara bertahap mundur dari pemilihan tuan rumah edisi 2018, sementara negara-negara UEFA mundur dari pemilihan tuan rumah edisi 2022.Dengan begitu, maka tersisa empat penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, yaitu: Inggris, Rusia, Belanda/Belgia, dan Spanyol/Portugal.
Dua puluh dua anggota Komite Eksekutif FIFA bertemu di Zürich pada 2 Desember 2010 untuk memberikan suaranya dalam memilih tuan rumah kedua edisi turnamen tersebut.[17] Rusia memenangi pemilihan tuan rumah edisi 2018 melalui pemungutan suara putaran kedua. Penawaran Spanyol/Portugal berada di urutan kedua di atas penawaran tuan rumah bersama Belgia/Belanda yang menempati urutan ketiga. Penawaran Inggris untuk menyelenggarakan Piala Dunia yang keduanya gagal di putaran pertama.[18]
Hasil pemungutan suara secara lengkap adalah sebagai berikut:[19]
Proses pemilihan ini tidak lepas dari adanya kritikan. Badan Sepak Bola Inggris, The FA dan lainnya menyuarakan keprihatinan mengenai penyuapan di pihak tim Rusia dan korupsi oleh para anggota FIFA. Mereka mengklaim empat anggota komite eksekutif telah meminta suap untuk memberikan suara kepada Inggris dan Sepp Blatter mengatakan bahwa hal itu sudah diatur sebelum pemungutan suara yang dimenangkan oleh Rusia tersebut.[20] Laporan Garcia tahun 2014, sebuah penyelidikan internal yang dipimpin oleh Michael J. Garcia, disembunyikan dari rilis publik oleh Hans-Joachim Eckert, ketua pengadilan FIFA dalam masalah etika. Eckert malah merilis sebuah ikhtisar revisi yang lebih pendek, dan keengganannya (dalam hal ini FIFA) untuk mempublikasikan laporan lengkap menyebabkan Garcia mengundurkan diri sebagai protes.[21] Karena kontroversi ini, FA menolak untuk menerima pembebasan Rusia dari kesalahan yang diberikan Eckert, dengan Greg Dyke menyerukan pemeriksaan ulang kasus ini dan David Bernstein menyerukan pemboikotan Piala Dunia.[22][23]
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia FIFA, seluruh negara yang memenuhi syarat – 209 asosiasi anggota FIFA kecuali tim tuan rumah Rusia yang lolos secara otomatis – mengikuti proses kualifikasi.[24] Zimbabwe dan Indonesia kemudian didiskualifikasi sebelum memainkan pertandingan pertamanya,[25][26] sementara Gibraltar dan Kosovo yang bergabung menjadi anggota FIFA pada 13 Mei 2016 setelah pengundian babak kualifikasi, tetapi sebelum kualifikasi Zona Eropa dimulai, juga mengikuti kualifikasi.[27] Jumlah alokasi slot tim peserta untuk setiap konfederasi tidak berubah sejak Piala Dunia 2014.[28][29] Pertandingan kualifikasi dimulai di kota Dili, Timor Leste, pada 12 Maret 2015 sebagai bagian dari kualifikasi Zona Asia,[30] dan pengundian kualifikasi utama dilaksanakan di Istana Konstantinovsky, Strelna, Sankt-Peterburg pada 25 Juli 2015 pukul 18:00 waktu lokal (UTC+3).[2][31][32][33]
Dari 32 negara yang lolos ke Piala Dunia FIFA 2018, 20 diantaranya berkompetisi pada edisi sebelumnya, 2014. Islandia dan Panama lolos untuk pertama kali, sementara bagi Islandia, mereka menjadi negara dengan jumlah penduduk terkecil yang lolos ke Piala Dunia.[34] Tim lain yang kembali tampil setelah absen setidaknya tiga edisi antara lain: Mesir, kembali setelah 28 tahun absen sejak terakhir lolos pada 1990; Maroko, yang terakhir berkompetisi pada 1998; Peru, kembali setelah 36 tahun absen (sejak 1982); dan Senegal, berkompetisi untuk kedua kali setelah mencapai perempat final pada 2002. Ini merupakan pertama kalinya tiga negara Nordik (Denmark, Islandia, dan Swedia) dan empat negara Arab (Mesir, Maroko, Arab Saudi, dan Tunisia) lolos ke Piala Dunia.[35]
Tim unggulan yang gagal untuk lolos diantaranya juara dunia empat kali, Italia, (untuk pertama kali sejak 1958)[36] dan tiga kali juara kedua, Belanda. Empat juara bertahan kejuaraan benua yang gagal lolos antara lain: juara Piala Afrika 2017 (Kamerun), juara dua kali Copa América dan juara kedua Piala Konfederasi 2017 (Chili), juara Piala Oseania 2016 (Selandia Baru), dan juara Piala Emas CONCACAF 2017 (Amerika Serikat, untuk pertama kali sejak 1986). Tim unggulan lain yang gagal dengan rentetan hasil kualifikasi buruk adalah Ghana dan Pantai Gading, yang lolos pada tiga edisi sebelumnya.
Pengundian dilaksanakan pada 1 Desember 2017 pukul 18:00 MSK di Istana Negara Kremlin, Moskwa.[37][38] 32 tim diundi ke delapan grup yang masing-masing grup berisi empat tim.
Untuk pengundian, tim peserta dibagi dalam empat pot berdasarkan Peringkat Dunia FIFA per Oktober 2017. Pot 1 berisi tuan rumah Rusia (secara otomatis ditempatkan di Posisi A1) dan tujuh tim teratas, Pot 2 berisi delapan tim teratas berikutnya, dan begitu juga untuk Pot 3 serta Pot 4.[39] Ini merupakan pengundian yang berbeda dari pengundian sebelumnya, di mana hanya Pot 1 berdasarkan Peringkat FIFA sementara pot yang lain berdasarkan pertimbangan geografis. Namun, tetap mempertahankan fakta bahwa tim dari konfederasi yang sama tidak diundi melawan satu sama lain dalam babak grup, kecuali UEFA di mana setiap grup berisi dua tim.
Setiap tim wajib mendaftarkan skuat awal dengan jumlah 30 orang pemain. Dari skuat awal tersebut, setiap tim mendaftarkan skuat akhir dengan jumlah 23 orang pemain (tiga diantaranya menjadi penjaga gawang) sebelum tenggat waktu FIFA. Pemain dalam daftar skuat akhir dapat digantikan akibat cedera serius hingga waktu 24 jam sebelum pertandingan pertama tim tersebut, dimana pemain pengganti tidak perlu berada dalam daftar skuat awal.[40]
Untuk pemain yang berada dalam 30 nama skuat awal, ada masa istirahat wajib pada 21 hingga 27 Mei 2018, kecuali pemain yang terlibat dalam Final Liga Champions UEFA 2018 yang dimainkan pada 26 Mei.[41]
Pada Februari 2018, diumumkan bahwa jumlah pemain yang berada dalam daftar skuat awal ditambah dari 30 menjadi 35.[42]
Pada 29 Maret 2018, FIFA merilis daftar 36 wasit dan 63 asisten wasit yang terpilih untuk memimpin pertandingan.[43] Pada 30 April 2018, FIFA merilis 13 asisten wasit video, yang hanya akan bertindak dalam kapasitas ini di turnamen.[44]
Pada 30 Mei 2018, wasit Fahad Al-Mirdasi dari Arab Saudi dicoret atas upaya pengaturan skor pertandingan,[45] bersama dengan dua asisten wasitnya, rekan senegaranya Mohammed Al-Abakry dan Abdulah Al-Shalwai. Tidak ada penunjukan wasit baru, namun dua asisten wasit, Hasan Al Mahri dari Uni Emirat Arab dan Hiroshi Yamauchi dari Jepang, ditambahkan dalam daftar.[46][47] Asisten wasit Marwa Range dari Kenya Kenya juga mengundurkan diri setelah BBC merilis sebuah investigasi yang dilakukan oleh seorang wartawan Ghana yang melibatkan Marwa dalam skandal penyuapan.[48]
Pada November 2017, daftar wasit yang terpilih untuk memimpin pertandingan dirilis.[49]
Tidak lama setelah keputusan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional untuk memasukkan asisten wasit video (VAR) ke dalam Aturan-Aturan Permainan, pada 16 Maret 2018, Dewan FIFA mengambil langkah yang menarik perhatian dengan menyetujui penggunaan VAR untuk pertama kalinya di turnamen Piala Dunia FIFA.[50][51]
Operasi VAR untuk semua pertandingan dijalankan dari satu kantor pusat di Moskow, yang menerima video langsung dari pertandingan dan dalam kontak radio dengan para wasit lapangan.[52] Sistem tersedia untuk mengomunikasikan informasi terkait VAR kepada para penyiar dan visual pada layar besar stadion yang digunakan untuk para pendukung yang hadir.[52]
VAR memiliki dampak signifikan dalam beberapa pertandingan.[53] Pada 15 Juni 2018, gol Diego Costa melawan Portugal menjadi gol Piala Dunia pertama berdasarkan keputusan VAR;[54] penalti pertama sebagai hasil dari keputusan VAR diberikan kepada Prancis dalam pertandingan mereka melawan Australia pada 16 Juni dan menghasilkan gol oleh Antoine Griezmann.[55] Jumlah penalti yang diberikan dalam turnamen ini memecahkan rekor baru, di mana fenomena ini sebagian dikaitkan dengan VAR.[56] Secara keseluruhan, teknologi baru ini telah dipuji dan dikritik oleh komentator yang berbeda.[57] FIFA menyatakan penerapan VAR sukses setelah minggu pertama kompetisi.[58]
Rusia mengajukan kota berikut untuk menjadi tuan rumah: Kaliningrad, Kazan, Krasnodar, Moskwa, Nizhny Novgorod, Rostov na Donu, Sankt-Peterburg, Samara, Saransk, Sochi, Volgograd, Yaroslavl, dan Yekaterinburg.[59] Seluruh kota tuan rumah berada di dalam atau dekat Eropa Rusia untuk mengurangi waktu perjalanan tim peserta karena negara yang luas. Laporan evaluasi penawaran menyatakan: "Penawaran Rusia mengajukan 13 kota tuan rumah dan 16 stadion, demikian melebihi persyaratan minimum FIFA. Tiga dari 16 stadion akan direnovasi, dan 13 akan dibangun baru."[60]
Pada Oktober 2011, Rusia mengurangi jumlah stadion dari 16 menjadi 14. Pembangunan stadion Podolsk yang telah diajukan di wilayah Moskwa dibatalkan oleh pemerintah setempat, dan masih di ibukota, Otkrytiye Arena bersaing dengan Stadion Dynamo mengenai stadion mana yang dibangun lebih dahulu.[61]
Pilihan terakhir untuk kota tuan rumah diumumkan pada 29 September 2012. Jumlah kota dikurangi kembali menjadi 11 dan jumlah stadion menjadi 12 karena Krasnodar dan Yaroslavl dihapus dari daftar akhir.[62]
Sepp Blatter menyatakan pada Juli 2014 bahwa karena kekhawatiran terhadap penyelesaian stadion di Rusia, jumlah stadion kemungkinan dikurangi dari 12 menjadi 10. Ia juga mengatakan, "Kita tidak akan berada dalam situasi ini, seperti kasus satu ini, dua atau bahkan tiga stadion di Afrika Selatan, di mana ada masalah yang Anda lakukan pada stadion-stadion ini".[63]
Pada Oktober 2014, dalam kunjungan resminya ke Rusia, komite inspeksi FIFA dan ketuanya Chris Unger mengunjungi Sankt-Peterburg, Sochi, Kazan, dan dua stadion di Moskwa. Mereka mengatakan puas atas proses pembangunan stadion-stadion di kota tersebut.[64]
Pada 8 Oktober 2015, FIFA dan Komite Penyelenggara Lokal menyetujui nama resmi stadion yang digunakan selama turnamen berlangsung.[65]
Dari 12 stadion yang digunakan, Stadion Luzhniki di Moskwa dan Stadion Sankt-Petersburg (dua stadion terbesar di Rusia) digunakan paling sering dengan masing-masing menggelar 7 pertandingan. Sochi, Kazan, Nizhny Novgorod, dan Samara menggelar 6 pertandingan dengan masing-masing satu pertandingan perempat final, dan Otkrytiye Arena di Moskwa serta Rostov na Donu menggelar 5 pertandingan dengan masing-masing satu pertandingan babak 16 besar. Volgograd, Kaliningrad, Yekaterinburg, dan Saransk menggelar masing-masing 4 pertandingan dan tidak satupun dari kota tersebut menggelar pertandingan babak gugur.
Markas akan digunakan oleh 32 tim nasional sebagai tempat tinggal dan berlatih sebelum atau sepanjang turnamen Piala Dunia. Pada 9 Februari 2018, FIFA mengumumkan lokasi base camp untuk setiap tim peserta.[78]
Jadwal penuh turnamen diumumkan oleh FIFA pada 24 Juli 2015 (tanpa waktu kick-off, tetapi diumumkan kemudian).[79][80] Pada 1 Desember 2017, setelah pengundian putaran final, enam zona waktu kick-off ditentukan oleh FIFA.[81] Rusia ditempatkan di posisi A1 dalam babak grup dan memainkan pertandingan pembuka di Stadion Luzhniki di Moskwa pada 14 Juni melawan Arab Saudi, dua tim peserta dengan peringkat terendah saat pengundian putaran final.[82] Stadion Luzhniki juga menggelar pertandingan babak semifinal kedua pada 11 Juli dan pertandingan final pada 15 Juli. Stadion Krestovsky di Sankt-Peterburg menggelar pertandingan babak semifinal pertama pada 10 Juli dan pertandingan perebutan tempat ketiga pada 14 Juli.[28]
Dua tim peringkat teratas lolos ke babak 16 besar. Pertandingan dimainkan dengan sistem kompetisi.
Seluruh waktu pertandingan adalah waktu lokal.[81]
Peringkat tim ditentukan sebagai berikut (regulasi Pasal 32.5):[40]
Jika ada dua tim atau lebih masih imbang berdasarkan tiga kriteria diatas, maka peringkat mereka ditentukan sebagai berikut:
Pada babak gugur, jika pertandingan imbang hingga akhir waktu normal, maka perpanjangan waktu dimainkan (dua babak, masing-masing 15 menit). Selama babak perpanjangan waktu kedua tim dapat melakukan pergantian pemain keempat. Apabila tetap imbang, maka dilanjutkan melalui adu penalti untuk menentukan pemenang.[40]
Jumlah hadiah diumumkan pada Oktober 2017.[146]
Logo turnamen diumumkan pada 28 Oktober 2014 oleh kosmonaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kemudian diproyeksikan ke Teater Bolshoi Moskwa selama program televisi malam. Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko mengatakan logo itu terinspirasi oleh "tradisi artistik Rusia yang kaya dan sejarah pencapaian dan inovasi yang berani" dan Presiden FIFA Sepp Blatter menyatakan bahwa logo itu mencerminkan "hati dan jiwa" bagi negara tersebut.[147] Untuk pemasaran, jenis huruf yang disebut Dusha (bahasa Rusia: Душа, jiwa) dibuat oleh agen desain asal Portugal Brandia Central pada 2014.
Maskot Piala Dunia FIFA untuk edisi 2018 adalah seekor serigala yang bernama Zabivaka ("sang pencetak gol" dalam bahasa Rusia) yang diumumkan pada 21 Oktober 2016. Maskot tersebut menggambarkan serigala antropomorfik berwarna coklat yang mengenakan kaos wol putih berlengan biru dengan kata "RUSSIA 2018" dan memakai kacamata olahraga berwarna oranye. Kombinasi warna putih, biru, dan merah pada kaos dan celana mewakili warna kostum dari tim nasional Rusia. Pelajar yang merancang maskot tersebut adalah Ekaterina Bocharova dan dipilih melalui pemungutan suara di internet.
Hasil pemungutan suara diumumkan pada 22 Oktober 2016 dalam acara Malam Urgant di Perviy Kanal. Serigala yang bernama Zabivaka meraih suara 53%, unggul atas Harimau (27%), dan Kucing (20%). Lebih dari 1 juta orang berpartisipasi dalam pemungutan suara yang berlangsung selama September 2016 di platform FIFA, serta saat siaran langsung di Perviy Kanal, di mana hasil kompetisi kreatif tersebut diumumkan.[148]
Tahap pertama penjualan tiket dimulai pada 14 September 2017 pukul 12:00 waktu Moskwa dan berlangsung hingga 12 Oktober 2017.[149] Kebijakan visa Rusia secara umum tidak berlaku untuk peserta Piala Dunia dan para penggemar yang dapat mengunjungi Rusia tanpa hak visa sebelum dan selama kompetisi berlangsung, terlepas dari kewarganegaraan mereka.[150]
Sama seperti Olimpiade Musim Dingin 2014, terpilihnya Rusia sebagai tuan rumah telah mendapat penolakan. Masalah kontroversial seperti tingkat rasisme dalam persepak bola an Rusia,[151][152] dan diskriminasi terhadap kaum LGBT dalam masyarakat Rusia yang lebih luas.[153][154] Keterlibatan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina juga menyebabkan adanya seruan agar turnamen dipindahkan, terutama setelah aneksasi Krimea.[155][156] Presiden FIFA menyatakan: "Piala Dunia telah dipilih dan diberikan kepada Rusia dan kami akan maju bersama pekerjaan kami".[157]
Tuduhan korupsi dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 menyebabkan ancaman dari FA untuk memboikot turnamen ini.[158] FIFA menunjuk seorang pengacara AS, Michael J. Garcia, untuk menginvestigasi dan membuat sebuah laporan (Laporan Garcia) terkait kasus tuduhan korupsi. Meskipun laporan tersebut tidak pernah di publikasikan, tetapi FIFA merilis sebuah rangkuman setebal 42 halaman atas penemuan seperti yang dikemukakan oleh hakim asal Jerman, Hans-Joachim Eckert. Rangkuman Eckert membersihkan Rusia dan Qatar dari kesalahan apapun, tetapi dikritik oleh kritikus sebagai hal yang menutup-nutupi kesalahan.[159] Garcia mengkritik rangkuman tersebut "tak lengkap secara material" dengan "representasi yang keliru terhadap fakta dan kesimpulan", dan ia mengajukan banding ke Komite Banding FIFA.[160][161] Komite menolak untuk mendengar bandingnya, sehingga Garcia mengundurkan diri sebagai protes atas tindakan FIFA, dengan alasan "kurangnya kepemimpinan" dan kurangnya kepercayaan terhadap independensi Eckert.[162]
Pada 3 Juni 2015, FBI mengumumkan bahwa otoritas federal tengah menginvestigasi proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.[163][164] Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 7 Juni 2015, Domenico Scala, kepala Komite Audit dan Kepatuhan FIFA, menyatakan bahwa "jika ada bukti pemberian tuan rumah kepada Qatar dan Rusia hanya terjadi karena membeli suara, maka pemberian tersebut dapat dibatalkan".[165][166]
Karena krisis keuangan dalam ekonomi Rusia, anggaran untuk persiapan Piala Dunia telah dipangkas beberapa kali. Pada Juni 2015, sebuah dekrit pemerintah memangkas anggaran sebesar $560 juta hingga total keseluruhan menjadi $11,8 miliar.[167]
Setelah Maroko lolos ke turnamen dengan kemenangan 2–0 atas Pantai Gading, perayaan warga Maroko di Brussel berubah menjadi kerusuhan disertai pembakaran mobil, penjarahan toko oleh sekitar 300 perusuh, dan menyebabkan 20 polisi terluka.[52][168] Petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api juga diserang oleh para pelaku kerusuhan.[52]
Rusia paling banyak (51) dalam hal jumlah medali Olimpiade yang dibatalkan akibat pelanggaran doping – terbanyak dari negara manapun, empat kali peringkat kedua, dan hampir ketiga dari jumlah keseluruhan di dunia. Dari tahun 2011 hingga 2015, lebih dari seribu atlet Rusia dalam berbagai acara olahraga, seperti Olimpiade musim panas, musim dingin, dan Paralimpiade, terdampak akibat kasus tersebut.[169][170][171][172] 33 pemain sepak bola yang diduga menjadi bagian dari program steroid terdaftar dalam Laporan McLaren.[173]
Pada 5 Desember 2017, IOC mengumumkan bahwa Rusia dilarang mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018.[174] Deputi Perdana Menteri yang juga Presiden Uni Sepak Bola Rusia Vitaly Mutko dilarang seumur hidup terlibat dalam Olimpiade atas perannya dalam konspirasi doping.[175]
Pada 22 Desember 2017, dilaporkan bahwa FIFA memecat seorang dokter yang sedang menginvestigasi doping dalam sepak bola Rusia.[176]
FIFA, melalui beberapa perusahaan, menjual hak siar Piala Dunia FIFA 2018 kepada penyiar lokal.
Di Amerika Serikat, Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia pertama yang hak siarnya dipegang oleh Fox Sports. Tersingkirnya tim nasional A.S. pada babak kualifikasi membawa kekhawatiran mengenai jumlah penonton dan minat terhadap Piala Dunia edisi ini berkurang (khususnya penonton "sementara" yang tertarik dengan tim nasional A.S.), sebab Fox telah membayar mahal untuk hak siar tersebut karena jumlah penonton pertandingan tim nasional A.S. di Piala Dunia 2014 menembus angka 16,5 juta penonton. Saat acara peluncuran sebelum tim nasional A.S. tersingkir, Fox menyatakan bahwa mereka berencana untuk menempatkan fokus sekunder pada tim nasional Meksiko dalam siarannya untuk memanfaatkan kepopulerannya di A.S. Jaringan tersebut menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menyiarkan sejumlah besar liputan untuk turnamen ini.[177][178][179]
Di Indonesia, Piala Dunia FIFA 2018 disiarkan secara langsung oleh Trans Media (Trans TV, Trans7, dan Transvision), MNC Vision dan K-vision untuk televisi [180][181] serta oleh RRI untuk radio.[182][183]
Final Piala Dunia Antarklub FIFA 2018 adalah pertandingan babak final dari Piala Dunia Antarklub FIFA 2018, suatu turnamen antarklub sepak bola internasional yang diselenggarakan di Uni Emirat Arab. Pertandingan ini merupakan pertandingan final ke-15 dari Piala Dunia Antarklub FIFA, suatu turnamen yang diselenggarakan FIFA untuk mempertemukan masing-masing klub juara dari enam konfederasi, serta pemenang liga dari negara tuan rumah.
Pertandingan babak final ini mempertemukan klub Real Madrid dari Spanyol (juara bertahan yang telah memenangkan dua edisi terakhir dari kompetisi ini), yang mewakili UEFA sebagai juara bertahan Liga Champions UEFA, dan klub Al-Ain dari Uni Emirat Arab, yang mewakili negara tuan rumah sebagai juara bertahan UAE Pro-League.[3] Pertandingan ini diadakan di Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi pada 22 Desember 2018.[4]
Real Madrid memenangkan pertandingan final dan memperoleh gelar juara Piala Dunia Antarklub FIFA untuk kali ketiga secara beruntun dan kali keempat secara keseluruhan dengan skor akhir 4–1, sekaligus melampaui pencapaian Barcelona sebagai tim dengan gelar juara terbanyak dalam kompetisi ini.[5]
Dalam tabel berikut, pertandingan final yang dilaksanakan hingga 2005 berada pada era Kejuaraan Dunia Antarklub FIFA, sedangkan pertandingan sejak 2006 dilaksanakan pada era Piala Dunia Antarklub FIFA.
Catatan: Pada 27 Oktober 2017, FIFA resmi mengakui semua juara Piala Interkontinental sebagai juara dunia antarklub, dengan status yang sama dengan Piala Dunia Antarklub FIFA.[6]
Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan final pada Mei 2018, setelah menyelenggarakan pertandingan final pada 2009, 2010, dan 2017.[7] Stadion ini merupakan stadion terbesar di Uni Emirat Arab dan sering digunakan dalam pertandingan yang dilakoni tim nasional sepak bola Uni Emirat Arab.[8] Zayed Sports City Stadium telah menyelenggarakan Final Piala Asia 1996 dan akan menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Asia AFC 2019. Stadion ini juga tampil dalam uang kertas senilai 200 Dirham.[9] Stadion berkapasitas 43.000 kursi ini dibuka pada 1980 dan juga menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Dunia U-20 FIFA 2003 dan Piala Dunia U-17 FIFA 2013.[10][11]
Real Madrid lolos ke Piala Dunia Antarklub FIFA, untuk kelima kalinya secara keseluruhan, sebagai juara Liga Champions UEFA 2017–2018 dengan mengalahkan Liverpool pada babak final.[12] Klub ini menjuarai tiga dari empat edisi Piala Dunia Antarklub sebelumnya, yakni pada 2014, 2016, dan 2017.[13] Piala Dunia Antarklub edisi kali ini merupakan partisipasi klub yang kelima kali dan penampilan ketiga secara beruntun, yang sekaligus menjadi rekor bagi tim perwakilan Eropa. Pertandingan ini merupakan pertandingan final keempat bagi klub (setelah 2014, 2016, dan 2017), serta menyamai rekor yang diperoleh Barcelona. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final ketiga secara beruntun bagi klub, serta memperpanjang rekor dari edisi sebelumnya. Pertandingan ini menjadi pertandingan final yang menampilkan tim dari Eropa untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut (hanya pertandingan final pertama pada 2000 yang tidak menampilkan tim dari Eropa), serta pertandingan yang menampilkan tim dari Spanyol untuk ke-8 kali secara keseluruhan dan ke-5 kali secara berturut-turut. Jika Real Madrid menang, Real Madrid akan memegang rekor sebagai tim yang paling sering menjuarai Piala Dunia Antarklub dengan empat gelar, sekaligus memecahkan rekor Barcelona. Kemenangan tersebut juga akan memperpanjang rekor gelar juara secara beruntun bagi suatu tim (3), gelar terbanyak untuk suatu konfederasi (11 gelar untuk UEFA), gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu konfederasi (6 gelar untuk UEFA, memecahkan rekor sebelumnya antara 2007 dan 2011), gelar terbanyak bagi suatu negara (7 gelar untuk Spanyol), dan gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu negara (5 untuk Spanyol).
Al-Ain lolos ke Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya sebagai juara UAE Pro-League musim 2017–2018, kompetisi antarklub tertinggi di Uni Emirat Arab.[15] Al-Ain menjadi klub pertama asal Uni Emirat Arab yang mencapai babak final Piala Dunia Antarklub,[16] sekaligus sebagai tim kedua dari Asia (setelah Kashima Antlers pada 2016). Pertandingan final ini juga menjadi pertandingan final keempat yang menampilkan perwakilan tuan rumah (setelah Corinthians pada 2000, Raja Casablanca pada 2013, dan Kashima Antlers dan 2016). Jika Al-Ain menang, Al-Ain akan menjadi tim pertama dari luar Eropa dan Amerika Selatan yang menjuarai Piala Dunia Antarklub, sekaligus tim kedua dari negara tuan rumah yang menjuarai turnamen ini (setelah Corinthians pada 2000).
Pertandingan final ini menjadi pertandingan final kedua yang mempertemukan tim dari Asia dan Eropa, setelah Real Madrid menang atas Kashima Antlers pada pertandingan final edisi 2016. Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final ketiga yang mempertemukan tim perwakilan tuan rumah dan tim dari Eropa. Kedua pertandingan sebelumnya dimenangkan tim dari Eropa (Bayern München menang atas Raja Casablanca pada 2013, dan Real Madrid menang pada 2016). Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final keempat yang tidak menampilkan tim dari Amerika Selatan setelah 2010, 2013, dan 2016 (semua pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim dari Eropa).
Sebagai juara Eropa, Real Madrid mulai bermain pada babak semi-final dengan menghadapi juara Asia, Kashima Antlers dari Jepang. Kashima, yang telah mengalahkan juara CONCACAF Guadalajara, dikalahkan Real Madrid pada pertandingan final 2016.[17] Madrid mengalahkan Antlers dengan skor akhir 3–1 melalui hat-trick yang dicetak oleh Gareth Bale dalam waktu 11 menit pertandingan.[18] Bale mencetak gol pertama pada menit ke-44 dan menambah dua gol pada menit ke-53 dan ke-55 pada awal babak kedua; Shoma Doi mencetak satu gol hiburan untuk Kashima pada menit ke-78 setelah dinyatakan onside oleh asisten wasit video.[19][20]
Pada babak pertama yang berlangsung pada 12 Desember, Al-Ain mengalahkan Team Wellington melalui adu penalti setelah imbang 3–3 di Hazza bin Zayed Stadium. Wellington, klub semi-professional yang lolos sebagai juara Liga Champions OFC, memasuki pertengahan waktu pertandingan dengan keunggulan 3–1 yang kemudian diakhiri dengan gol penyama kedudukan melalui tendangan voli dari Marcus Berg.[21] Skor tetap tidak bertambah setelah perpanjangan waktu dan berlanjut ke babak adu penalti, yang dimenangkan Al-Ain dengan skor 4–3 setelah lima kali percobaan setelah penjaga gawang Khalid Eisa melakukan dua penyelamatan.[22][23]
Al-Ain kemudian menghadapi juara Afrika Espérance de Tunis dalam pertandingan babak kedua, yang digelar tiga hari kemudian di Hazza bin Zayed Stadium. Al-Ain secara mengejutkan mengalahkan Espérance 3–0 setelah memulai pertandingan dengan dua gol yang dicetak pada 16 menit pertama.[24] Al-Ain kembali membuat kejutan pada babak semi-finals, dengan mengalahkan juara Copa Libertadores River Plate melalui adu penalti dan melaju ke babak final Piala Dunia Antarklub.[25] Pertandingan ini dimulai dengan dua gol awal yang dicetak oleh Rafael Santos Borré bagi River Plate setelah gol pembuka dari Berg; setelah gol penyeimbang dianulir oleh asisten wasit video, Caio Lucas Fernandes mencetak gol bagi Al-Ain pada menit ke-51 untuk menyamakan kedudukan dengan skor 2–2. Setelah perpanjangan waktu tanpa tambahan gol, berkat penyelamatan oleh penjaga gawang Eisa, Al-Ain mengalahkan River Plate dengan skor 5–4 melalui adu penalti, dengan penyelamatan yang dilakukan oleh Eisa terhadap tendangan Enzo Pérez dari River Plate.[26][27] Kemenangan tersebut menjadi kemenangan kedua bagi Al-Ain melalui adu penalti.[28][29] Pertandingan babak semi-final melawan River disebut sebagai "pencapaian terbesar" dalam sejarah sepak bola Uni Emirat Arab oleh Zoran Mamić, manajer Al-Ain.[28]
Real Madrid memiliki penguasaan bola sebanyak 70 persen pada babak pertama dan memanfaatkan celah pertahanan Al-Ain untuk menciptakan 11 tendangan.[30] Setelah tendangan dari pemain Al-Ain Hussein El Shahat ditangkap oleh penjaga gawang lawan, Luka Modrić mencetak gol pembuka untuk Madrid pada menit ke-14 melalui tendangan dari kaki kiri.[31] Caio berusaha menyamakan kedudukan semenit kemudian, tetapi dinyatakan offside. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 1–0 bagi Madrid, dengan beberapa tendangan yang ditangkap oleh penjaga gawang Al-Ain Khalid Eisa.[32]
Madrid membuka babak kedua dengan beberapa serangan menuju gawang lawan sambil mempertahankan penguasaan bola. Gol kedua tercipta pada menit ke-60 melalui sepakan jarak jauh oleh Marcos Llorente.[31] Laju pertandingan melambat saat Al-Ain berusaha mencetak gol hiburan melalui Caio yang memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Sergio Ramos tetapi tidak berhasil mencetak skor ke gawang yang dijaga oleh Thibaut Courtois.[30] Ramos membalasnya dengan mencetak gol pada menit ke-79, melalui sundulan kepala setelah menerima tendangan sudut oleh Modrić saat melakukan serangan balasan, sehingga memberikan keunggulan tiga gol bagi Real Madrid. Enam menit berselang, tendangan bebas Caio diterima pemain bek kiri Tsukasa Shiotani, yang mencetak satu-satunya gol bagi Al-Ain dalam pertandingan ini.[32] Pada waktu tambahan, sebuah gol bunuh diri dicetak oleh Yahya Nader dari Al-Ain melalui umpan silang dari pemain pengganti Madrid Vinícius Júnior. Gol tersebut menjadi gol terakhir bagi Madrid untuk memperpanjang keunggulan menjadi 4–1.[31]
Dengan kemenangan tersebut, Real Madrid menjadi pemegang rekor gelar juara terbanyak dalam Piala Dunia Antarklub dengan mengoleksi empat gelar. Real Madrid juga menciptakan rekor gelar paling beruntun dengan memperoleh gelar ketiga secara berturut-turut.[5][32] Ini merupakan trofi pertama yang dimenangkan oleh manajer Santiago Solari, yang mulai ditugaskan oleh Real Madrid pada Oktober lalu; Solari memuji Al-Ain karena perjuangannya menuju babak final dan menyebutnya sebagai "pencapaian yang berarti".[36]
Marcos Llorente, yang mencetak satu gol dalam pertandingan ini, memenangkan penghargaan pemain terbaik dalam pertandingan final.[5] Gareth Bale dari Real Madrid memenangkan penghargaan Golden Ball sebagai pemain terbaik dalam turnamen ini, serta menjadi pencetak gol terbanyak dengan mengoleksi tiga gol (bersama Rafael Santos Borré dari River Plate). Caio dari Al-Ain memenangkan Silver Ball. Real Madrid juga memenangkan penghargaan FIFA Fair Play karena catatan disipliner terbaik selama turnamen.[37]
Babak gugur Piala Dunia FIFA 2018 adalah tahap kedua sekaligus terakhir dari kompetisi setelah babak grup. Babak ini dimulai dengan babak 16 besar pada 30 Juni hingga berakhir dengan pertandingan final pada 15 Juli yang digelar di Stadion Luzhniki, Moskwa.[1] Dua tim teratas dari setiap grup (16 tim keseluruhan) lolos ke babak grup dan bertanding dengan sistem gugur. Pertandingan perebutan tempat ketiga juga dimainkan antara dua tim yang kalah di babak semifinal.[2]
Seluruh waktu pertandingan adalah waktu lokal.[1]
Pada babak gugur, jika pertandingan imbang hingga waktu normal 90 menit berakhir, maka perpanjangan waktu dimainkan (dua babak, masing-masing 15 menit). Selama babak perpanjangan waktu kedua tim dapat melakukan pergantian pemain keempat.[3] Apabila tetap imbang hingga perpanjangan waktu berakhir, maka pertandingan dilanjutkan melalui adu penalti untuk menentukan pemenang.[2]
Dua tim peringkat teratas dari masing-masing delapan grup lolos ke babak gugur.[2]
Kedua tim telah bertemu 11 kali, termasuk dalam dua pertandingan babak grup Piala Dunia, yang keduanya dimenangkan Argentina (1–0 pada 1930 dan 2–1 pada 1978).[4]
Kedua tim telah bertemu dua kali, terakhir kali terjadi dalam Piala Kemerdekaan Brasil pada 1972 yang berakhir imbang 1–1.[4]
Kedua tim telah bertemu enam kali, terakhir kali terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2017 yang berakhir imbang 3–3. Saat berkompetisi sebagai Uni Soviet, kedua tim telah bertemu lima kali.[4]
Kedua tim telah bertemu lima kali, termasuk dalam dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 1998, pertandingan pertama berakhir imbang 1–1 dan pertandingan ulangan dimenangkan Denmark 3–1.[4]
Kedua tim telah bertemu 40 kali, termasuk dalam dua pertandingan final Piala Emas CONCACAF (1996 dan 2003, yang keduanya dimenangkan Meksiko), final Piala Konfederasi FIFA 1999 (dimenangkan Meksiko 4–3), dan empat pertandingan babak grup Piala Dunia FIFA, tiga dimenangkan Brasil dan satu berakhir imbang (4–0 pada 1950, 5–0 pada 1954, 2–0 pada 1962, dan 0–0 pada 2014).[4]
Kedua tim telah bertemu lima kali, termasuk dalam satu pertandingan babak grup Piala Dunia pada 2002, yang berakhir imbang 2–2. Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2017 yang dimenangkan Belgia 1–0.[4]
Kedua tim telah bertemu 28 kali, termasuk dalam tiga pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 1962, Swiss menang dua kali (3–2 dan 2–1) dan Swedia menang satu kali (4–0) dan juga dua pertandingan pada kualifikasi Piala Dunia FIFA 1978 yang keduanya dimenangkan Swedia 2–1.[4]
Kedua tim telah bertemu lima kali, termasuk dalam satu pertandingan Piala Dunia pada 1998, yang dimenangkan Inggris 2–0. Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2005, yang dimenangkan Inggris 3–2.[4]
Kedua tim telah bertemu delapan kali, termasuk dalam tiga pertandingan babak grup Piala Dunia FIFA, satu dimenangkan Uruguay dan dua lainnya berakhir imbang (2–1 pada 1966, 0–0 pada 2002, dan 0–0 pada 2010).
Kedua tim telah bertemu empat kali. Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan babak gugur Piala Dunia pada 2002, Brasil menang 2–0 dan berhak melaju ke perempat final. Laga tersebut juga menjadi satu-satunya kedua tim bertemu di Piala Dunia.[4]
Kedua tim telah bertemu 23 kali, termasuk dalam dua pertandingan babak grup Piala Dunia, yang keduanya berakhir imbang (1–1 pada 2002 dan 2–2 pada 2006). Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2012, yang dimenangkan Swedia 4–2.[4]
Kedua tim telah bertemu tiga kali. Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2015, yang dimenangkan Kroasia 3–1.[4]
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1966, negara yang pernah menjuarai beberapa edisi Piala Dunia tersingkir sebelum babak semifinal. Ini merupakan kedua kalinya Brasil ataupun Jerman tidak lolos ke empat besar, sementara yang pertama terjadi pada edisi perdana 1930.[41] Dengan tersingkirnya Uruguay dan Brasil di babak perempat final, semifinal Piala Dunia yang seluruhnya tim dari Eropa menjadi lima edisi (setelah edisi 1934, 1966, 1982, dan 2006). Ini juga memastikan bahwa tim asal Eropa akan menjuarai Piala Dunia untuk keempat kalinya berturut-turut.[42]
Kedua tim telah bertemu 73 kali, termasuk dalam dua pertandingan Piala Dunia, Prancis memenangi kedua pertandingan tersebut (3–1 dalam babak 16 besar pada 1938 dan 4–2 dalam pertandingan perebutan tempat ketiga pada 1986). Pertemuan terakhir terjadi dalam pertandingan persahabatan pada 2015 yang dimenangkan Belgia 4–3.[4]
Kedua tim telah bertemu tujuh kali, termasuk dalam dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010, Inggris memenangi kedua pertandingan tersebut dengan skor 4–1 dan 5–1.[4]
Kedua tim telah bertemu 22 kali, termasuk dalam tiga pertandingan Piala Dunia, yaitu pada babak 16 besar Piala Dunia FIFA 1990 yang dimenangkan Inggris 1–0, pada babak grup Piala Dunia FIFA 1954 yang berakhir imbang 4–4 dan pertemuan terakhir terjadi pada babak grup edisi 2018 yang dimenangkan Belgia 1–0.[4]
Piala Dunia FIFA atau FIFA World Cup hanya beberapa bulan sahaja lagi dan rata-rata pasukan yang layak sedang berada dalam fasa terakhir latihan bagi memantapkan pasukan masing-masing.
Siapakah yang bakal menjadi juara FIFA World Cup pada tahun ini?
Adakah Perancis? Brazil? Jerman? England? Sama-sama kita nantikan.
Senarai Juara Piala Dunia Dari Tahun 1930 Hingga 2018
Berikut merupakan pemenang bagi setiap edisi sejak penganjuran kali pertamanya pada tahun 1930:
Negara Pemenang Paling Banyak
Secara statistiknya, berikut merupakan negara yang paling banyak memenangi kejohanan ini: